Ia sering mengatakan “skripsi oh skripsi” kapan kah kau kuakhiri. Dilema
yang berkepanjangan yang selalu menghantui nya. Semangat-semangat yang
terpikir oleh nya,dan ia mulai mengerjakan kembali skripsi nya.
Keesokan hari tulisan skripsi siap untuk diperiksa oleh ibu dosen.
Dengan harap cemas,ternyata hasbi bisa membuktikan tulisannya kepada
pembimbing untuk mengikuti ujian sarjana. Tak sia-sia yang selama ini ia
lakukan dengan berbagai usaha untuk menyelesaikan skripsi tersebut.
Undangan pemanggilan wisuda sarjana sudah didepan mata. Hari yang
dinanti hasbi dan ainun akan segera tiba. Pendidikan tidak memandang
status sosial, suku, ras, budaya, agama. Hari itu menjadi hari bahagia
untuk nya, impian selama ini telah terwujud. Dibalik kebahagiaan hasbi,
harapan orang tua nya telah menjadi kenyataan. Sebuah kata –kata
sederhana yang ia dapat berikan kepada orang tua nya yaitu SARJANA.Tak
terbalaskan intan permata, yang dapat kupersembahkan sebutir mutiara doa
untuk mu ibu.
Ibu do’amu adalah harapan perjuanganku. Memandang wajahmu adalah
semangatku. Nasehatmu adalah lentera hidupku. Kini kupersembahkan
untukmu apa yang menjadi impiamu ibu. Ayah tak pernah terhitung deras
keringatmu. Tak pernah terbanyang olehku betapa keras usahamu. Engkau
menempaku dengan keras dan cintamu, kini kupersembahkan untukmu apa yang
menjadi impiamu ayah. Hari ini telah tercapai untuk mu ibu , ayah
sebuah harapan yang dulu engkau impikan. Meski engkau tak lagi disisiku,
Semoga kelak nanti kita bertemu di surga. Gelar sarjana telah ia
miliki, hasbi berencana ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang
berikutnya. Dibalik kesibukan menulis, hasbi yang masih berstatus jojoba
(jomblo-jomblo bahagia) menjalani hari dengan penuh ceria. Akhir nya
hasbi memutuskan untuk meminang ainun. Seiring perjalanan waktu, kini
hasbi dan ainun sudah menjadi sepasang suami isteri dan memiliki
seorang buah hati. Ada beberapa tulisan hasbi mengangkat kisah cinta
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar