Senin, 23 Mei 2016

Undangan pemanggilan wisuda

Ia sering mengatakan “skripsi oh skripsi” kapan kah kau kuakhiri. Dilema yang berkepanjangan yang selalu menghantui nya.  Semangat-semangat yang terpikir oleh nya,dan ia mulai mengerjakan kembali skripsi nya. Keesokan hari tulisan skripsi siap untuk diperiksa oleh ibu dosen. Dengan harap cemas,ternyata hasbi bisa membuktikan tulisannya kepada pembimbing untuk mengikuti ujian sarjana. Tak sia-sia yang selama ini ia lakukan dengan berbagai usaha untuk  menyelesaikan skripsi tersebut.
Undangan pemanggilan wisuda sarjana sudah didepan mata. Hari yang dinanti hasbi dan ainun akan segera tiba. Pendidikan tidak memandang status sosial, suku, ras, budaya, agama.  Hari itu menjadi hari bahagia untuk nya, impian selama ini telah terwujud. Dibalik  kebahagiaan hasbi, harapan orang tua nya telah menjadi kenyataan. Sebuah kata –kata sederhana yang ia dapat berikan kepada orang tua nya yaitu SARJANA.Tak terbalaskan intan permata, yang dapat kupersembahkan sebutir mutiara doa untuk mu ibu.
Ibu do’amu adalah harapan perjuanganku. Memandang wajahmu adalah semangatku. Nasehatmu adalah lentera hidupku. Kini kupersembahkan untukmu apa yang menjadi impiamu ibu. Ayah tak pernah terhitung deras keringatmu. Tak pernah terbanyang olehku betapa keras usahamu. Engkau menempaku dengan keras dan cintamu, kini kupersembahkan untukmu apa yang menjadi impiamu ayah. Hari ini telah tercapai untuk mu ibu , ayah sebuah harapan yang dulu engkau impikan. Meski engkau tak lagi disisiku, Semoga kelak nanti kita bertemu di surga. Gelar sarjana telah ia miliki, hasbi berencana ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Dibalik kesibukan menulis, hasbi yang masih berstatus jojoba (jomblo-jomblo bahagia) menjalani hari dengan penuh ceria.  Akhir nya hasbi memutuskan untuk meminang ainun. Seiring perjalanan waktu, kini hasbi dan ainun sudah menjadi  sepasang suami isteri dan memiliki seorang buah hati. Ada beberapa tulisan hasbi mengangkat kisah cinta mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar